Cara Merawat Bangunan Kuno Tua Bersejarah

Indonesia memiliki banyak bangunan tua dan bersejarah yang dibangun sebelum adanya semen, yang digunakan untuk dinding pada bangunan, mereka biasa menggunakan “gamping” atau kapur hidup sebagai pengikat untuk pasangan bata, plester dan acian.

Banyak dinding bangunan tua di Indonesia yang telah rusak dan diperbaiki dengan cara yang salah. Dalam memperbaiki bangunan kuno tersebut harus menggunakan teknik dan bahan yang sama. Sangat penting bagi pemilik, desainer dan kontraktor memahami cara terbaik dalam melestarikan bangunan tua bersejarah warisan kita.

Cara-Merawat-Bangunan-Kuno-Tua-Bersejarah

cara merawat bangunan kuno, cara merawat bangunan bersejarah, cara merawat bangunan tua, cara merawat bangunan, tips merawat bangunan, cara merawat bangunan sejarah, perawatan bangunan bersejarah, pemeliharaan bangunan bersejarah

Gamping


Ketika batu kapur dipanaskan lebih dari 90 derajat celsius secara kimiawi batu kapur berubah menjadi quicklime dan dengan penambahn air menjadi Hydrated lime atau kapur hidup. Bahan inni kemudian akan berubah secara kimiawi lagi apabila dicampur dengan air yang banyak serta akan mengikat setiap partikel pasir atau agregat yang sejenis, hal ini hampir sama bengan cara kerja semen. Gamping adalah salah satu bahan pengikat yang lebih fleksibel dan lebih lunak dibandingkan semen dan telah menjadi bahan  bangunan yang efektif selama lebih dari 4000 tahun.

Semen ada baru sekitar 200 tahun terkahir dan tersedia di Indonesia untuk konstruksi dinding bangunan rumah sejak tahun 1975. Jadi setiap rumah dan bangunan yang dibangun sebelum 1975 mungkin di bangun menggunakan “gamping”

Gamping dicampur dengan pasir halus, dan batu bata atau genteng yang dihancurkan untuk membuat pasangan batu atau plester serta, setelah itu itu digunakan sebagai acian untuk mendaptkan hasil yang halus putih diatas plester. Gamping juga digunakan sebagai cat putih atau warna terang yang disebut kapur cuci.

Manfaat dari gamping adalah lebih fleksibel dan tahan retak susut dari pergerakan pada dinding. JIka retakan yang terbentuk dari gerakan struktural mereka juga akan “Self Heal” atau menyambung dengan sendirinya dari waktu ke waktu dengan bantuan sirkulasi air.

Negatif dari gamping adalah mereka membutuhkan waktu yang lama untuk mengeras dan mereka dapat menjadi lunak dan hancur jika terkena air terus menerus. Dinding yang harus dijaga dengan baik biasanya dicat ulang setiap tahun dengan kapur cuci.

Ada banyak contoh bangunan tua kuno lebih dri 2000 tahun di Mesir dan kota kota Romaiwi sampai waktu yang lama mereka masih dalam kondisi baik hari ini yang menunjukan keuatan yang cukup oleh gamping pada bangunan.

Perbaiki Dinding

Dalam perawatan dan pemeliharaan dinding bangunan tua pemilik bangunan bersejarah dan desainer dapat menggunakan gamping dan bata yang sudah dihancurkan, dan harus sama dengan bangunan aslinya, hal ini meungkin tidak praktis untuk berbagi kasus. Alternatifnya adalah dengan menggunakan mortar premixed yang menggunakan adiktif kapur, semen, dan bahan kimia lainnya untuk memberikan flesibilitas dan ikatan yang dibutuhkan untuk memperbaiki dinding lama.

Menggunakan campuran semen dan pasir biasa atau acian semen hanya akan menyebabkan retak dan tidak akan mengikat dengan baik dengan campuran semen pasir lama yang menempel pada dinding. Plester dari semen pasir biasa dan acian semen terlalu kaku dank eras, akan menyebabkan dinding retak. KUlaitas pasir yang buruk yang tersedia di Indonesia akan menimbulkan di masa mendatang,.

TR30 Acian Putih adalah campuran dari semen dan kapur ditambah dengan aditif polimer untuk membuat lebih fleksibel dan ikatan yang baik. Produk ini merupakan pilihan yang terbaik yang mirip dengan bahan gamping lama untuk perbaikan bangunan tua, sedangkan untuk memperbaiki pasangan bata dan plesternya, dapat menggunakan campuran TR30 Acian Putih dengan 40 % pasir bersih halus atau batu bata yang sudah dihancurkan. Bila diperlukan untuk lebih tahan air ksmi sarankan menambah 2% latek acrylic bonding agent atau lem putih. Indocement akan memproduksi plester dan pasangan bata berbahan batu kapur disebut  TR20 yang akan tersedia akhir tahun 2012. Produk ini pun akan cocok untuk perbaikan bangunan-bangunan tua dan kuno.

Alasan kerusakan

Cara yang terbaik sebelum memperbaiki retak atau acian rusak adalah memeriksa terlebih dahulu alas an mengapa dinding itu rusak. Jika retak disebabkan oelh gerakan struktural maka diperlukan suatu bahan untuk memperkuat pondasi atau membuat nat atau celah antara dinding dengan kolom struktur atau dengan balok yang diisi dengan bahan yang lebih fleksibel

Jika kerusakan disebabkan oleh kebocoran atap, jendela maka mereka harus memperbaiki terlebih dahulu. Jika masalahnya adalah dari kelembaban yang tinggi dikarenakan air tanah yang naik, harus dibuat lagi tambahan drainase hal ini diperlukan untuk menjaga dinding tetap kering.

cara merawat bangunan kuno, cara merawat bangunan bersejarah, cara merawat bangunan tua, cara merawat bangunan, tips merawat bangunan, cara merawat bangunan sejarah, perawatan bangunan bersejarah, pemeliharaan bangunan bersejarah

Pengecatan

Gunakan cat aklirik berkualitas tinggi yang akan memungkinkan dinding untuk bernapas dan memudahkan air menguap dari dinding. Cat berasal dari kapur cuci tua yang mungkin terlalu lunak dan berdebu hal ini dibersihkan terlebih dahulu dan diikat dengan sealer acrylic sebelum pengecatan. Cat aklirik sangat cocok dengan acian yang mengandung kapur dan akan melindungi dinding untuk 5-10 tahun.

Indonesia memiliki banyak bangunan tua bersejarah yang berada dalam kondisi kurang terawat. Kita semua harus menjaga dan menghargai sejarah secara baik utuk generassi masa depan. Bangsa Romawi telah mempertahankan bangunan mereka selama ribuan tahun. Dengan beberapa tips dan cara merawat bangunan tua kuno yang tepat sejarah kita juga dapat dilestarikan.

Terima Kasih sudah mengunjungi website Ilmu Tukang Bangunan Rumah dan membaca artikel tentang : Cara Merawat Bangunan Kuno Tua Bersejarah, jika informasi ini membantu dan bermanfaat share ke teman, kerabat, saudara. Terima Kasih

Ilmu Tukang Bangunan Yang Lain: